Selasa, 23 Juni 2020

Sejarah Kota Pekanbaru

Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan. Kata Senapelan berasal dari Pohon Sena (Sena Plant). Daerah Senapelan merupakan daerah perladangan persukuan oleh Suku Senapelan. Suku Senapelan dipimpin oleh kepala suku yang disebut Batin Senapelan.

Daerah Senapelan terus berkembang menjadi perkampungan yang bernama Kampung Palas. Kampung Palas terletak di Muara Sungai Tapung. Karena sering mendapat gangguan, maka Senapelan berpindah dan membangun perkampungan baru yang bernama Kampung Payung Sekaki. Kampung Payung Sekaki terletak di atas bukit sekitar Muara Sungai Senapelan.

Pada saat itu, Petapahan merupakan kawasan perdagangan yang maju dan cukup penting. Karena kapal dagang Belanda tidak dapat masuk ke Petapahan, maka Senapelan menjadi tempat perhentian kapal-kapal Belanda, selanjutnya pelayaran ke Petapahan dilanjutkan dengan perahu-perahu kecil. Dengan kondisi ini, Senapelan menjadi tempat penumpukan berbagai komoditi perdagangan baik dari luar untuk diangkut ke pedalaman, maupun dari pedalaman untuk dibawa keluar berupa bahan tambang seperti timah, emas, barang kerajinan kayu dan hasil hutan lainnya.

Terus berkembang, Senapelan memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan. Letak Senapelan yang strategis dan kondisi Sungai Siak yang tenang dan dalam membuat Senapelan memegang posisi silang baik dari pedalaman Tapung maupun pedalaman Minangkabau dan Kampar. Hal ini juga merangsang berkembangnya sarana jalan darat melalui rute Teratak Buluh (Sungai Kelulut), Tangkerang hingga ke Senapelan sebagai daerah yang strategis dan menjadi pintu gerbang perdagangan yang cukup penting.

Perkembangan Senapelan sangat erat dengan Kerajaan Siak Sri Indra Pura. Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, beliau  membangun Istana di Kampung Bukit dan diperkirakan Istana tersebut terletak disekitar lokasi Mesjid Raya sekarang. Sultan kemudian berinisiatif membuat pekan atau pasar di Senapelan namun tidak berkembang. Kemudian usaha yang dirintis tersebut dilanjutkan oleh putranya, Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah, meskipun lokasi pasar bergeser di sekitar Pelabuhan Pekanbaru sekarang.

Akhirnya menurut catatan yang dibuat oleh Imam Suhil Siak, Senapelan yang kemudian lebih popular disebut Pekanbaru resmi didirikan pada tanggal 21 Rajab hari Selasa tahun 1204 H bersamaan dengan 23 Juni 1784 M oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah dibawah pemerintahan Sultan Yahya yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru.

Sumber cerita:
- Pemko Pekanbaru (https://pekanbaru.go.id/p/hal/sejarah-pekanbaru)
- Buku: Sejarah Kota Pekanbaru; Tahun: 1980

Senin, 08 Juni 2020

8 Juni

8 Juni adalah hari ke-159 (hari ke-160 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian.

Peristiwa:
  • 218 - Pertempuran Antiokhia meletus di Kota Antiokhia (kini Antakya di Turki) antara pasukan Kekaisaran Romawi pimpinan Macrinus dan pasukan pemberontak yang dipimpin Elagabalus. Dengan bantuan pasukan Suriah, Elagabalus berhasil menang dan menggulingkan Macrinus dari takhtanya. Elagabalus lantas naik takhta menjadi kaisar Romawi.
  • 632 - Nabi Muhammad ﷺ meninggal dunia di Madinah pada Senin 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah. Beliau merupakan seorang nabi dan rasul terakhir bagi umat Muslim. Beliau memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan tunggal Islam.
  • 793 - Bangsa Viking menyerang biara di Lindisfarne di Northumbria, sebelah utara Inggris. Peristiwa ini diyakini sebagai awal penjajahan yang dilakukan Bangsa Viking di tanah Inggris.
  • 1042 - Edward Sang Penasihat dinobatkan sebagai Raja Inggris. Edward adalah raja terakhir dari bangsa Anglo-Saxon yang memimpin Inggris. Ia memimpin Inggris hingga akhir hayatnya pada 1066.
  • 1789 - James Madison mengusulkan RUU Hak, yang menyebabkan 10 amandemen pertama Konstitusi AS.
  • 1862 - Dalam Perang Saudara Amerika Serikat (AS), Pertempuran Cross Keys meletus di Rockingham County, Virginia. Pertempuran tersebut dimenangi pihak Konfederasi yang berhasil mempertahankan Rockingham County dari pasukan Union yang berupaya merebutnya.
  • 1867 - Franz Joseph I dinobatkan sebagai raja Austria-Hungaria. Ia lantas memimpin Austria-Hungaria hingga akhir hayatnya pada 1916. Franz Joseph I adalah raja dengan masa jabatan terlama di Eropa setelah Kaisar Prancis Louis XIV dan Raja Liechtenstein Johann II.
  • 1869 - Ives McGaffney dari Chicago memperoleh paten untuk “mesin penyapu,” penyedot debu pertama.
  • 1940 - Pasukan Sekutu melaksanakan Operasi Alfabet di pelabuhan Narvik, Norwegia setelah kalah dari pasukan Jerman. Operasi tersebut adalah upaya Sekutu mengevakuasi tentaranya yang masih bertahan hidup. Jerman yang berhasil mengusir pasukan Sekutu lantas berhasil menaklukkan Norwegia.
  • 1967 - Pasukan Israel menyerang kapal milik Amerika Serikat (AS), USS Liberty, menggunakan pesawat tempur dan kapal perang. Israel mengklaim serangan tersebut tak sengaja dilakukan. Mereka lantas meminta maaf kepada pihak AS dan menyatakan serangan tersebut sebenarnya ditujukan kepada kapal perang milik Mesir. Akibat insiden tersebut, 37 orang meninggal dunia dan 171 lainnya luka-luka.
  • 1968 - James Earl Ray ditangkap dengan tuduhan membunuh Martin Luther King Jr.
  • 1982 - Pesawat tempur milik Argentina menyerang kapal pengangkut milik Inggris, Sir Galahad dan Sir Tristram di Kepulauan Falkland. Di sisi lain, pasukan Inggris telah mengepung 7.000 tentara Argentina dan meminta pihak Argentina segera menyerah demi mengakhiri Pertempuran Falkland.
  • 1986 - Pemilih Austria memilih Kurt Waldheim sebagai presiden. Kampanye mantan sekretaris jenderal PBB itu diganggu dengan tuduhan dia terlibat dalam kejahatan perang Nazi.
  • 1990 - Pembukaan Piala Dunia FIFA 1990, bertempat di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Italia.
  • 1994 - Dua faksi utama yang bertikai di Bosnia, federasi Muslim-Kroasia dan Serbia Bosnia, menandatangani perjanjian gencatan senjata.
  • 1995 - Marinir AS menyelamatkan pilot Amerika Scott O`Grady yang tewas di Bosnia.
  • 2000 - Tabloid Soccer mulai beredar.
  • 2001 - Delapan anak di Sekolah Dasar Ikeda, Prefektur Osaka, Jepang, tewas ditikam pada jam sekolah. Sebanyak 13 anak lainnya menderita luka serius. Usia mereka antara 6 - 8 tahun. Pelakunya adalah Mamoru Takuma, mantan petugas kebersihan di sekolah itu. Kasus ini menjadi salah satu pembunuhan massal terbesar di Jepang.
  • 2008 - Pembantaian terjadi pada hari Minggu yang ramai di kawasan Akihabara, Tokyo, Jepang. Pelaku yang bernama Tomohiro Kato menabrak orang di keramaian dengan truk sebelum menikam orang-orang yang diburunya dengan pisau belati, 7 korban tewas, 12 luka.
  • 2009 - Pengadilan Korea Utara (Korut) menjatuhkan hukuman kerja paksa selama 12 tahun terhadap dua jurnalis asal Amerika Serikat (AS) setelah terbukti memasuki kawasan Korut tanpa izin. Dua jurnalis itu terbukti masuk ke Korut tanpa izin melalui Tiongkok. Selain itu, mereka juga melakukan peliputan berita tentang Korut tanpa izin.
  • 2012 - Pembukaan Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA 2012, bertempat di Stadion Nasional Warsawa, Warsawa, Polandia.

Kelahiran:
  • 1783 - Pattimura (Thomas Matulessy), Pahlawan nasional Indonesia dari Maluku.
  • 1921 - Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia (1967-1998).
  • 1954 - Syamsuar, Gubernur Riau periode 2019–2024.
  • 1969 - Muhammad Arifin Ilham, pendakwah atau dai berkebangsaan Indonesia.
  • 1979 - Luluk Hadiyanto, atlit nasional bulutangkis indonesia.
  • 1982 - Dickson Etuhu, pemain sepak bola Nigeria.
  • 1983 - Saykoji (Ignatius Rosoinaya Penyami), rapper dan musisi Indonesia.
  • 1990 - Astrid Ellena, pemenang Miss Indonesia 2011.
  • 1990 - Derby Romero, Aktor Indonesia.
  • 1999 - Jinan Safa Safira, anggota grup idola Indonesia JKT48.

Meninggal:
  • 632 - Nabi Muhammad ﷺ, penyebar agama Islam.
  • 1977 - Nathan Homer Knorr, Presiden Lembaga Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania.
  • 2003 - Amirul Isnaini, mantan Danjen Kopassus.
  • 2013 - Taufiq Kiemas, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-12.

Hari raya:
  • 2003 - Pentakosta.
  • 2014 - Pentakosta.

Peringatan:
  • Hari Laut Sedunia

Senin, 10 Februari 2020

Jl. Bangkinang

Jalan Bangkinang merupakan jalan protokol pertama yang ada di Kota Pekanbaru. Disebut Jalan Bangkinang karena jalan ini merupakan jalan lintas antara Pekanbaru dengan Bangkinang (bagian dari jalan lintas Sumbar-Riau). Aslinya nama jalan ini adalah Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang. Karena namanya terlalu panjang, maka sebutan nama jalan ini dipersingkat menjadi Jalan Bangkinang.

Salah satu bagian dari Jalan Bangkinang di Kota Pekanbaru yang kini bernama Jl. Ahmad Yani tahun 1938

Jl. Bangkinang di peta Pekanbaru tahun 1959

Patok 0 km Pekanbaru (Pb) di Pelabuhan Pelindo

Patok 9 km ke Pekanbaru di Simpang Tiga

Jumat, 10 Januari 2020

Peta Kota Pekanbaru pada zaman Hindia Belanda

Peta Kota Pekanbaru pada zaman Hindia Belanda. Peta ini diambil dari buku Grote Atlas van Nederlands Oost-Indie.

Sumber: Facebook Perpustakaan Nasional
https://web.facebook.com/ayokeperpusnas/photos/a.380549651985428/1197601583613560/?type=3&theater

Jika peta tersebut diilustrasikan di peta sekarang, maka inilah hasilnya (menggunakan Google Maps).

Senin, 16 Desember 2019

Sejarah Bandara Sultan Syarif Kasim II

Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II (IATA: PKU, ICAO: WIBB) adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kota Pekanbaru dan sebelumnya bernama Bandara Simpang Tiga. Bandara ini memiliki luas 321,21 ha. Dalam rangka menyambut PON XVII pada tahun 2012, bandara ini diperluas sehingga dapat menampung pesawat yang lebih besar. Nama bandara ini diambil dari nama Sultan Syarif Kasim II, seorang pahlawan Nasional Indonesia dari Riau.

Pada tahun 1927, kapten C. C. Küpfer dan letnan J. W. J. van Walraven melakukan survei mengenai pembuatan jalur penerbangan ke Sumatra. Sejumlah lokasi lapangan terbang di Sumatra Timur disurvei untuk membuat jalur penerbangan antara Jawa dan Deli. Dari hasil survei tersebut, untuk jalur Jakarta - Medan direncanakan dibangun di Pekanbaru, Kota Pinang, dan Kisaran dan untuk jalur Singapura - Medan direncanakan dibangun di Bengkalis, Bagansiapiapi, dan Tanah Putih.

Berdasarkan laporan tersebut, telah diputuskan untuk membangun lokasi lapangan terbang menengah di Pekanbaru dan lokasi lapangan terbang darurat di Kisaran, Rantauprapat dan Kota Pinang. Lapangan terbang menengah dibangun di Pekanbaru dengan maksud bahwa ketika ada banyak angkutan pos dan penumpang, pesawat dari Medan tidak harus mengisi banyak bahan bakar untuk penerbangan non-stop ke Palembang supaya bisa mendarat di Pekanbaru untuk mengisi bahan bakar baru.

Tanah di Pekanbaru dipilih karena tanah di Bagansiapiapi dikhawatirkan terlalu lunak, sedangkan di Tanah Putih tanah terdiri dari pasir kering bercampur tanah liat, tetapi sudah rusak. Negosiasi dilakukan dengan BPM di Bengkalis untuk pembelian tanah, yang sebagian besar merupakan petak prasarana dari perusahaan tersebut. Lapangan terbang ini direncanakan berukuran diameter 600 meter dan ruang bebas selebar 200 meter dan cukup datar. Biaya konstruksi diperkirakan mencapai 30.000 Gulden.

Aerial view of Airfield at Pakanbaroe (Foto udara Lapangan Terbang Pekanbaru).

Tahun:
-


Lokasi dan peta Lapangan Terbang Pekanbaru.

Tahun:
-

Sumber:
SkyscraperCity: chelseanumber8 (https://www.skyscrapercity.com/threads/pku-sultan-syarif-kasim-ii-intl-airport-pekanbaru-riau-3-0.1468168/page-11)

Pada bulan Februari 1930, Dr. W. L. Groeneveld Meyer, Kepala Kantor Penerbangan Departemen Perusahaan Pemerintah, didampingi oleh insinyur BOW (Pekerjaan Umum) pertama, Mr. Valkenburg, mengunjungi bandara Pekanbaru. Bandara belum disetujui secara definitif, karena 150 sampel tanah pertama harus dikirim ke Jakarta. Setelah diselidiki oleh para ahli, keputusan akan dibuat. Karenanya otorisasi tidak dapat diberikan. Sejak Maret dan seterusnya, 120 pekerja secara teratur bekerja untuk meratakan lapangan terbang.

Untuk uji coba penerbangan direncanakan berlangsung pada hari Selasa tanggal 16 September 1930. Karena Lapangan Terbang Pekanbaru belum sepenuhnya tertata, maka uji coba penerbangan ditunda dulu.

Akhirnya, pada hari Sabtu tanggal 20 September 1930, dilakukan uji coba penerbangan dari Jakarta ke Medan. Pesawat yang digunakan adalah pesawat Fokker F.VIIb 3 motor dengan kode registrasi PK-AFD. Pesawat berangkat dari Cililitan (kini Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma) pada pukul 5.30 pagi dan sampai di Pekanbaru pada pukul 1 siang. Area pendaratan ternyata dalam kondisi sangat baik. Ada lusinan orang Eropa dan ratusan penduduk setempat termasuk Sultan Syarif Kasim II dan Permaisuri 
Syarifah Fadloen beserta rombongan yang menyaksikan pendaratan tersebut. Pesawat terbang kembali pada pukul 1.45 siang menuju Medan.


Peresmian Lapangan Terbang Pekanbaru oleh Sultan Syarif Kasim II bersama Permaisuri Syarifah Fadloen.

Tanggal:
20 September 1930


Pada hari Sabtu tanggal 27 September 1930, Layanan Penerbangan Jakarta - Palembang - Pekanbaru - Medan dan sebaliknya resmi dibuka dengan harga tiket untuk sekali jalan sebesar 225 Gulden dan untuk pulang pergi (paling lama 6 minggu) sebesar 400 Gulden.


Iklan Penerbangan Jakarta - Palembang - Pekanbaru - Medan

Tahun:
1930

Sumber:
Delpher (https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010361899:mpeg21:a0014). Koran: De Sumatra post; Tanggal: 23-09-1930

Minggu, 10 Desember 2017

Sejarah PLTA Koto Panjang

PLTA Koto Panjang
PLTA Koto Panjang atau Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang, merupakan salah satu pembangkit listrik bertenaga air, yang berada di kabupaten Kampar, Riau. PLTA ini menggunakan air Sungai Kampar sebagai sumber penggerak turbinnya, saluran masuk In-take dam PLTA ini berada di daerah Rantau Berangin. Namun akibat pembuatan dam atau waduk untuk PLTA ini menyebabkan beberapa desa pada kawasan Koto Panjang menjadi terendam, sehingga pemukiman warga tersebut dipindah ke kawasan aman lainnya. PLTA Koto Panjang memiliki kapasitas terpasang 3 x 38 megawatt (114 MW). Pada musim kemarau, kemampuannya menyusut hanya menghasilkan 60 MW. Hal ini disebabkan terbatasnya debit air sungai tersebut. Berikut sejarah pembangunan PLTA Koto Panjang yang dikutip dari situs WALHI (disini):

PLTA Koto Panjang dilihat dari peta satelit
Sumber: Google Earth


Jalan Ke Koto Panjang (Kronologi 1979 - 2000)

1979
September
PLN merencanakan pembangunan dam skala kecil di Tanjung Pauh dalam rangka memanfaatkan potensi Batang Mahat anak Sungai Kampar Kanan.

September dan November
TEPSCO (Tokyo Electric Power Service Co. Ltd) perusahaan konsultan Jepang mengirim tim pencarian proyek (project finding) ke Sumatera. Dari hasil survey yang dilakukan, TEPSCO mengusulkan pembangunan waduk dengan skala besar, yakni pertemuan antara Kampar Kanan dengan Batang Mahat dengan lokasi damsitenya di daerah Koto Panjang.
Potensi sungai-sungai di Riau:
- Kampar Kanan, 233 MW.
- Kampar Kiri, 178 MW.
- Rokan Kanan, 56 MW.
- Rokan Kiri, 132 MW.
- Kuantan, 350 MW.

1980
Maret
TEPSCO mempresentasikan usulannya ke Pemerintahan Jepang dan Indonesia.

Agustus
TEPSCO kembali mengirim tim penelitian pra studi kelayakan ke damsite. Hasil TEPSCO 1980 membuahkan 2 usulan. Pertama, dibangun rencana bendungan sebanyak 2 buah yang berlokasi di Tanjung Pauh dan Koto Panjang. Kedua, dibangun bendungan tunggal berskala besar di lokasi Koto Panjang. Dari hasil pra studi kelayakan ini, TEPSCO menyarankan kepada PLN/Pemerintah untuk melakukan perbandingan kedua usulan tersebut. Dalam hal ini khusus TEPSCO memiliki kecendrungan membangun bendungan tunggal berskala besar di Koto Panjang. Karena dianggap biayanya lebih murah dan kapasitas listrik yang akan dihasilkan jauh lebih besar.

1981
September-Oktober
Japan International Cooperation Agency (JICA) menindak lanjuti hasil dari TEPSCO, dan mengirim tim sebanyak 4 (empat) orang yang terdiri dari 2 (dua) orang consultan dari perusahaan Hokuden Kogyo Ltd dan 2 (dua) orang dari anggota JICA.

1982
JICA melakukan survey penuh berupa studi kelayakan proyek untuk usulan ini. Tim beranggotakan sebanyak 14 orang bersama dengan TEPSCO. Dalam pelaksanaan ini, TEPSCO juga bekerja sama dengan PT. Yodoya Karya. Studi ini juga dalam rangka memperbandingkan rencana bendungan tunggal dengan dua bendungan bertahap.
Bendungan tunggal, lokasi di Koto Panjang; kapasitas 114 MW; tinggi bendungan 58 meter. Yang akan tenggelam 2.6444 rumah; 8.989 ha kebun-sawah; jalan negara 25,3 km dan jalan propinsi 27,2 km.
Dua bendungan bertahap:
- Bendungan I lokasi Tanjung Pauh; kapasitas 23 MW; tinggi bendungan 38 meter.
- Bendungan II lokasi di Koto Panjang; kapasitas 41 MW; tinggi bendungan 30,5 m.
Dari studi kelayakan tersebut, kedua bendungan ini akan menenggelamkan rumah sebanyak 390 buah, 1.860 ha sawah dan kebun dan jalan negara sepanjang 16 meter. Berdasarkan studi ini akhirnya diputuskan untuk membangun Bendungan tunggal skala besar dengan pertimbangan biaya lebih murah sedagkan kapasitas listrik yang dihasilkan lebih besar dibanding denga dua bendungan bertahap.

1983
Pemda Kampar mulai melakukan Rekayasa sosial, penggalangan masa dengan jargon Kebulatan tekad bertempat di Pesantren Tarbiyah Islamiyah Batu Bersurat yang dilakukan atas nama Masyarakat XIII Koto Kampar yang siap berkorban untuk mewujudkan pembangunan Dam Koto Panjang,.

1984
Berdasarkan hasil laporan penelitian JICA dan TEPSCO, Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) memberi Pemerintah Indonesia bantuan sebesar 1, 152 Miliar Yen untuk Engineering Service.

1987-1990
Pemerintah Daerah Kampar antara tahun 1987-1990 sudah mengambil langkah cepat. Seluruh harta kekayaan penduduk yang bakal tenggelam di daftar. Pohon, rumah, pekarangan, sawah semua dicatat. Pemerintah melarang penduduk membangun atau membuka lahan pertanian baru. Pemerintah Daerah juga menghentikan pembangunan sarana dan prasarana umum seperti, puskesmas, pasar atau juga sekolah bahkan jalan sepanjang 35 kilometer di daerah ini tidak lagi diperhatikan.

1990
April
Koran Nihon Keizai Shinbun memuat berita tentang kerusakan lingkungan berkaitan dengan proyek Koto Panjang.

Agustus
Prof. Sumi Kazuo (Yokohama City University) dan Damoto Akiko (Anggota Dewan Majelis Tinggi) Jepang mengunjungi lokasi.

September
Prof. Prof. Sumi Kazuo. Cs mengajukan permohonan kepada Pemerintah Jepang untuk menghentikan pemberian pinjaman untuk pembangunan dam Koto Panjang.

September
Pemerintahan Jepang mengirim tim Appraisal ke Indonesia. Karena di Jepang terjadi perdebatan soal kelayakan secara ekonomi, sosial dan lingkungan dari proyek ini.

Oktober,
Di berbagai media sudah gencar memberitakan bahwa PLTA Koto Panjang positif di bangun.

9 Oktober
Rekayasa sosial ke II terjadi lagi dengan adanya kebulatan tekad di desa Pulau Gadang. Kebulatan tekad ini dibacakan oleh Imam Bachtiar Datuak Tandiko Pemuka Adat Desa Pulau Gadang. Acara yang diawali dengan penyerahan sebilah keris oleh salah seorang pucuk adat XIII Koto Kampar kepada Gubernur Riau Soeripto, kemudian pucuk adat yang lain memberikan Lambang Adat dan Miniatur Perahu kepada Bupati Kampar Saleh Djasit dan Kepala Proyek Koto Panjang Tunjung Wicaksono. Salah satu diktum penting yang termaktup dalam kebulatan tekad tahun 1983 di Batu Bersurat dan Pulau Gadang tanggal 9 Oktober 1990 adalah bahwa syarat pemindahan harus meliputi seluruh masyarakat yang ada di suatu desa dan di tempatkan di sekitar piggiran danau. Kemudian, penempatan kembali harus secara kolektif mutlak harus dilakukan agar masyarakat dapat mempertahankan adat dan tradisi mereka.

Musyawarah adat XIII Koto Kampar di Pulau Gadang
Sumber: http://www.armansyah.my.id/2015/09/in-memoriam-foto-foto-pulau-gadang-lama.html

7 Desember
Gubernur Sumatera Barat mengeluarkan SK Gubernur KDH TK I Nomor 671.21-610-90 tentang Panitia Pembebasan Tanah, dengan struktur.
Ketua : Bupati Kepala Daerah Kab. 50 Kota
Sekretaris : Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten 50 Kota
Anggota : Instansi Bappeda, Kantor Pelayanan Pajak Bumi, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas PU, Camat Pangkalan Koto Baru, Kepala Desa Tanjung Pauh -Tanjung Balit dan Ketua KAN Tanjung Pauh-Tanjung Balit.

9 Desember
Di Jepang desakan untuk menghentikan pendanaan atas proyek Koto Panjang Semakin Kuat. Walaupun demikian, pada 13 Desember Pemerintahan Indonesia dan Jepang tetap menanda tangani kesepakatan Exchance Note (E/N) atas proyek Koto Panjang dengan nama “Koto Panjang Hydroelecttric Power and Asosiated Transmision Line Project” dan menurunkan dana bantuan pertama 12,500 Milyar Yen. Selanjutnya OECF membuat Law Agreement dengan Pemerintah Indonesia.

1991
19 Januari
Dubes Jepang untuk Indonesia di Jakarta mengatakan bahwa pihak Jepang telah menerima semua laporan dari pihak Indonesia mengenai syarat-syarat yang berhubungan dengan pembanguan PLTA Koto Panjang. Disamping itu, Pemerintah Jepang juga telah menerima laporan dari delegasi Fact Finding yang dikirim oleh OECF pada bulan Desember 1990. Berdasrakan laporan tersebut, dikatakan bahwa sudah tidak ada masalah untuk soal ganti rugi. Walaupun demikian, isi laporan tersebut belum diketahui dengan pasti. Hanya saja disebut-sebut bahwa nilai ganti rugi sudah dinaikan sedikit, tetapi besar kenaikannya belum diketahui.

3 April
Saleh Djasit dilantik menjadi Bupati Kampar Priode II oleh Soeripto (Gubernur Riau). Dalam pidatonya, Soripto mengingatkan agar persiapan pelaksanaan pembangunan proyek listrik tenaga air Koto Panjang terus dilaksanakanan dan tidak boleh berhenti karena kehadiran proyek itu merupakan perjuangan yang cukup panjang sejak tahun 1979. Kehadiran proyek ini akan dapat megubah wajah Kab. Kampar kearah yang lebih cerah. Manfaat lain dari proyek ini akan mampu mendorong pembangunan industri, seperti pabrik kelapa sawit, kayu lapis dan industri hilir lainnya.

24 April
Rapat terpadu di kantor Bappeda Sumbar antara Pemda Riau dan Sumbar dan Kepala Biro Regional I Bappenas Pusat DR. Ir. Manuhoto. Seusai rapat, Ir. Syahhril Amir --Pimpinan Proyek Induk Pembangkit Jaringan (Pikitring) PLN Sumbar-Riau— menyatakan adanya rencana untuk melakukan studi banding ke Cirata dan Saguling di Jawa Barat itu diberikan untuk 150 orang pimpinan masyarakat. Pengiriman 150 pemuka masyarkat Kampar dan 50 Kota menurut Wagub Sumbar Drs. Sjoerkani, “adalah untuk memperlancar proses realisasi proyek fisik PLTA Koto Panjang. Sebab masyarakat harus tahu persis peran apa yang dimintakan kepada mereka agar PLTA Koto Panjang berjalan mulus.

April
Diberitakan bahwa pemerintah Jepang memberikan tiga syarat untuk pinjaman Yen pembangunan Dam Koto Panjang:
1. Gajah yang bermukim di lokasi harus diselamatkan dengan memindahkannya ke tempat perlindungan yang cocok.
2. Tingkat kehidupan KK yang kena dampak dari proyek Koto Panjang tingkat kehidupannya harus sama atau lebih baik dari kehidupannya di tempat lama.
3. Persetujuan pemindahan bagi yang terkena dampak proyek prosesnya harus dilakukan dengan adil dan merata.

Juli
Wakil dari masyarakat Koto Panjang mengunjungi Kantor Perwakilan OECF di Jakarta dan mengklaim bahwa persetujuan pemindahan dan ganti rugi didapat dengan intimidasi.

September
Lima orang utusan yang mewakili 4.885 KK warga Koto Kampar melakukan aksi ke Jakarta menyampaikan tuntutan mereka tentang rendahnya harga ganti rugi. Tuntutan itu disampaikan dengan mendatangi:
- DPR RI, 2 Sepetember 1991
- Kedubes Jepang, 3 Sepetember 1991
- Ke kantor OECF Jakarta 4 Sept. 1991
- Aksi ke Depdagri Kamis , 5 September 1991

Oktober
Pemerintah Indonesia menyerahkan rencana Aksi (Action Plan) menyangkut tiga syarat yang diajukan Pemerintah Jepang

6-7 November
OECF bersama Aparat Pemda Riau dan Sumbar mengunjungi lokasi pemukiman Koto Ranah dan Muara Takus.


Suasana Desa Koto Tuo, salah satu desa terdampak proyek PLTA Koto Panjang.
Sumber: https://youtu.be/inTw4Cs0-qM


Desember
Pemerintah Jepang dan OECF mengirim tim ke lokasi duntuk konfirmasi mengenai rencana pelaksanaan dana tahap II Koto Panjang sebesar 17,525 Miliar Yen diturunkan.

1992
Januari
Pemerintah Indonesia menyerahkan laporan akhir yang berisi bahwa tiga syarat yang ditetapkan telah dipenuhi.

Juli
Pemerintah Jepang menilai bahwa tiga syarat telah dipenuhi dan secara resmi membuat kontrak perjanjian.

Agustus
Masyarakat Pulau Gadang Mulai dipindahkan ke lokasi pemukiman baru di Silam Koto Ranah. Pemindahan rakyat Pulau Gadang ke pemukiman baru, dibawah ancaman pihak militer, terutama yang sangat berperan adalah dari Bataliyon 132 yang bermarkas di Bangkinang.

Kantor Wali (Kepala Desa) dan Balai Adat Pulau Gadang lama, terletak di Jl. Sumbar-Riau
Sumber: http://www.armansyah.my.id/2015/09/in-memoriam-foto-foto-pulau-gadang-lama.html

1993
Januari
Pembangunan mulai dilaksanakan.

Juni
TEPSCO menerima kontrak untuk mengawasi proyek, sedangakan untuk pembangunan dam kontraknya dilakukan oleh HAZAMA dengan perusahaan lokal.

29 Juli
Rakyat Tanjung Pauh sebanyak 312 KK atau 1152 jiwa dipindahkan ke Satuan Pemukiman (SP) II di Rimbo Datar Kecamatan Pangkalan.

Juli
Rakyat Tanjung Balit sebanyak 401 KK atau dipindahkan ke Satuan Pemukiman (SP) II di Rimbo Datar.

1994
Empat orang warga Tanjung Balit (Syamsuri Cs) mendatangi DPRD Tk I Sumbar menyampaikan tuntutan ganti rugi yang belum dibayar.

8-10 Januari
Rakyat Muara Takus sebanyak 244 KK dipindahkan ke Satuan Pemukiman (SP) I di Selatan Muara Takus Kec. XIII Koto Kampar.

21 Maret
Rakyat Muara Mahat sebanyak 447 KK dipindahkan Satuan Pemukiman (SP) Blok X/G di daerah Sibuak Bagkinang Kec. Tapung dengan Pola PIR.

Kamis, 28 Maret
Rakyat Koto Tuo sebanyak 599 KK dipindahkan ke Satuan Pemukiman (SP) II Selatan Muara Takus Kec. XIII Koto Kampar.

Agustus
Rakyat Tanjung Pauh sebanyak 38 KK atau 387 jiwa kembali dipindahkan ke Satuan Pemukiman (SP) II di Rimbo Datar.

Agustus
Rakyat Tanjung Balit sebanyak 49 KK kembali dipindahkan ke Satuan Pemukiman (SP) II di Rimbo Datar.

Oktober
Rakyat Tanjung Alai sebanyak 313 KK atau sebanyak 1600 jiwa dipindahkan ke ke Unit Pemukiman Penduduk (UPP) Ranah Koto Talago Kec. XIII Koto Kampar.

1995
Sabtu, 2 Juli
Rakyat Lubuk Agung sebanyak 220 KK atau 1082 jiwa dipindahkan ke Unit Pemukiman Penduduk (UPP) Ranah Sungkai Koto Tangah Kec. XIII Koto Kampar.

1996
Warga Tanjung Balit mengadukan kasus ganti rugi mereka ke Komnas HAM.

Maret
Bendungan selesai dibangun dan penggenangan percobaan dilakukan.

1997
Jumat, 28 Februari
Penggenangan secara resmi, penekanan tombol penurunan pintu-pintu sekat air dam dilakukan.

Mei
Masyarakat Tanjung Pauh yang dimukimkan di Rimbo Datar, menolak pemberian sertifikat atas lahan kebun karet yang dikeluarkan BPN (Badan Pertanahan Nasional) Kab. 50 Kota.

1998
6 Januari
Pangkalan Mengalami banjir besar. Wilayah Kecamatan Pangkalan Koto Baru (diluar areal proyek PLTA) kabupaten 50 kota secara umum merupakan daerah tangkapan air dengan beberapa sungai dan anak sungai seperti; Batang Mangilang, batang Samo dan Batang Mahat. Meskipun hujan turun berhari-hari, tidak pernah terjadi banjir besar. Karena, wilayah ini memiliki siklus banjir alami yakni satu kali dalam 25 tahun.

2 Februari
Pangkalan Kembali mengalami banjir. Pasca dam Koto Panjang, setiap hari hujan wilayah ini mengalami banjir besar. Banjir besar sekarang ini, merupakan banjir kedua kali (pertama tanggal 6 Januari 1998), dan menyebabkan terputusnya transportasi Sumbar – Riau. Ketinggian muka air disaat banjir, tidak wajar lagi. Capaian ketinggian air sudah sampai keloteng rumah penduduk bahkan Mapolsek dan Puskesmas Pangkalan ikut ditenggelamkan.

Minggu, 10 Mei
Banjir Pangkalan didiskusikan di GOR Rumah Makan Rangkiang Pangkalan. Penyebab banjir besar, tidak bisa dilepaskan dari pengaruh adanya dam Koto Panjang.. Sebelum adanya PLTA Koto Panjang, air sungai diwilayah ini mengalir sampai jauh sampai ke Muaro Mahat. Sekarang, sampai di Tanjung Balit aliran air sungai menjadi tersendat, sehingga air sungai Batang Mangilang, batang Samo dan Batang Mahat menjadi naik. Disamping itu, terlihat bahwa, ketika hari hujan, air sungai cepat naik, turunnya sangat lambat. Bagi penduduk Pangkalan yang berjumlah 22.000 jiwa, banjir yang dua kali melanda wilayah ini membuat mereka menjadi stress dan traumatik. Oleh karena itu, dalam kunjungan lapangan ke 50 Kota, Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Sumbar yang dipimpin oleh ketuanya Drs. Syahrial, SH, mengharapkan kepada Pemda Kab. 50 Kota agar menuntaskan persoalan banjir Pangkalan ini bersama dengan PLN Pikitring Sumbar-Riau. Tidak hanya itu, kenaikan elevasi air mencapai 82 meter juga berpengaruh terhadap pemukiman baru rakyat Koto Tuo.

Rumah Makan Rangkiang
Sumber: https://youtu.be/WcaLOsJSzAU

15 Juni
Bersama dengan KBH Bukittinggi “Taratak” mengangkat kasus kompensasi sebanyak 13 orang masyarakat Tanjung Balit ke Pengadilan Negeri (PN) Tanjung Pati. Perkara ini didaftar secara resmi di PN Tanjung Pati pada tgl 15 Juni 1998 dengan No. 03/Pdt.G/1998/PN.TJP.

2000
20 Mei
Masyarakat Tanjung Pauh sebanyak 67 kk dari 180 kk yang ganti ruginya belum tuntas, mengajukan gugatan ke PN Tanjung Pati dengan kuasa hukum KBH-YPBHI Bukittinggi. Perkara Ini terdaftar dengan No.03/Pdt.G/2000/PN.TJP.

26-28 Mei
BP RKDKP melakukan Kongres I di Padang yang dihadiri sebanyak 112 anggota dari 12 desa.

Senin, 1 Juli
Presentasi Hasil Survey Study SAPS PLTA Koto Panjang oleh Team JBIC di BAPPEDA Sumbar. Studi lapangan dilakukan oleh PT. Bita Bina Semesta dan LSM Bina Swadaya.

Sejarah Kota Pekanbaru

Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan. Kata Senapelan berasal dari Pohon Sena ( Sena Plant ). Daerah Senapelan merupak...